| |||
Tahun 2010 dilalui dengan suka cita oleh Bali Tourism Development Coorporation (BTDC) Nusa Dua, baik secara kelembagaan maupun secara pribadi oleh sang Dirut Ir, Made Mandra. Betapa tidak, sepanjang tahun ini banyak prestasi yang dirajut Made Mandra bersama jajarannya. Berkat prestasinya itu, tak aneh kalau sejumlah penghargaan diberikan kepada BTDC sebagai bentuk apresiasi oleh sejumlah lembaga baik lokal, nasional maupun internasional. Di penghujung tahun 2010 ini, BTDC berhasil merenggut sejumlah penghargaan, antara lain THK Award di Bali, The Best CEO berbasis The Power of Heart 2010 di Singapura 26 November 2010. Terakhir, meraih BUMN Awards 2010 dari majalah terkemuka Infobank untuk kategori BUMN berpredikat sangat bagus. Penghargaan tersebut diterima Direktur Made Mandra di Jakarta pada 14 Desember 2010. Kalau di Singapura, penghargaan The Best CEO diraih Mandra secara pribadi dalam posisinya sebagai pemimpin BUMN, maka BUMN Awards 2010 yang diterima di Jakarta 14 Desember 2010 diraih secara kelembagaan yakni Bali Tourism Development Coorporation (BTDC) yang dipimpinnya. Penghargaan ini terbilang istimewa karena BTDC menjadi salah satu dari 41 BUMN yang terbaik di Indonesia. Direktur Biro Riset Infobank Eko B. Suprianto mengungkapkan, pihaknya melakukan riset kepada semua perusahaan negara di bawah Kementerian BUMN. Hasil riset Infobank, dari ratusan BUMN di Indonesia yang di-rating, hanya 41 yang berpredikat sangat bagus termasuk Bali Tourism Development Coorporation (BTDC) Nusa Dua yang dipimpin Ir. Made Mandra. Menurut Eko B. Suprianto, Biro Riset Infobank dengan menggunakan pendekatan pertumbuhan dan rasio keuangan telah melakukan penilian terhadap seluruh BUMN yang memberikan laporan keuangan ke kantor Kementerian BUMN di Jakarta. “Seluruh sumber informasi dan data keuangan diambil dari laporan keuangan selama dua tahun terturut-turut yakni 2008 dan 2009,” ujar Eko. Made Mandra dan jajaran direksi dan karyawan BTDC patut berbangga karena BTDC mampu menjadi salah satu BUMN terbaik. Sejajar dengan sejumlah BUMN kenamaan yang bergerak di berbagai bidang, yakni perbankan, pertambangan, asuransi dan penyedia fasilitas penerbangan; seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Tambang Batubara Bukit Asam, Pelindo IV, PT. Angkasa Pura II. Menurut Eko, Inforbank merasa perlu memberi apresiasi terhadap BUMN-BUMN berkinerja terbaik, karena sumbangsihnya terhadap keuangan negara sangat signifikan. Sebagai gambaran, kontribusi BUMN terhadap APBN 2010 ditargetkan Rp 120,2 triliun. Rinciannya, Rp 28,6 triliun dalam bentuk deviden dan Rp 91,6 triliun berasal dari pajak. Dari tahun ke tahun kontribusi BUMN makin meningkat. Dia mengingatkan, memimpin BUMN dengan kinerja terbaik bukanlah pekerjaan mudah. “Demi memperbesar pundi-pundi negara, BUMN dituntut meraih laba, namun di sisi lain BUMN juga tak boleh mengabaikan peran sosialnya. Belum lagi secara internal di sejumlah BUMN harus menghadapi tekanan serikat pekerja serta intervensi politik. Di sini dituntut profesionalisme yang cerdas,” ujar Eko. Terhadap penghargaan yang diraih secara beruntun di penghujung tahun 2010 ini, Made Mandra tetap rendah hati. Menurutnya semua itu merupakan hasil kerja kolektif jajaran BTDC serta seluruh stake-holders termasuk masyarakat Nusa Dua. “Sebab tanpa dukungan semua pihak, direksi dan manajemen BTDC tak bisa berperan maksimal. Jadi penghargaan ini merupakan prestasi bersama. Ini perlu disyukuri sekaligus cambuk untuk berprestasi lebih baik,” ujarnya. Mereferensi kriteria penghargaan The Best CEO berbasis The Power of Heart 2010 di Convention Expo Marina Bay Sands , Singapura, akhir November lalu, keunggulan Made Mandra terletak pada kemampuannya memadukan fungsi-fungsi manajerial dengan pendekatan humanis dan spiritual. Dalam konteks leadership seperti ini, seorang pemimpin tak hanya dituntut bersikap profesional, tetapi juga harus memiliki kepekaan nurani, baik terhadap bawahannya maupun kepada mitra kerja maupun masyarakat. Ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Bali. (gre) |
Fajarbali : Gregorius Rusmanda
Kendati Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua telah mendapat apresiasi dari berbagai lembaga internasional sebagai pengelolaan pariwisata berbasis kawasan terbaik di dunia, namun tetap saja dicela. Kendati BTDC juga telah berkontribusi signifikan terhadap pembangunan Bali, namun tetap saja ada yang mencemooh. Itulah paradoks yang terjadi dari waktu ke waktu.
Jajaran BTDC, termasuk Dirut Ir. Made Mandra sendiri tak pernah ”ambil hati” terhadap berbagai pernyataan yang seolah mengecilkan BTDC. Dia bahkan menilai semua itu sebagai ekspresi kecintaan terhadap BTDC. Ibarat syair lagu, dibenci tetapi dirindui. Made Mandra sesungguhnya tak ingin berpolemik, namun dia ingin memberi informasi yang berimbang. ”Saya lebih suka menjawabnya dengan kerja dan kinerja. Biar masyarakat yang menilai,” ujar Mandra.
Menurut Mandra, di tengah persaingan yang semakin ketat antar destinasi, maupun antara negara di kawasan Asia Tenggara, Bali sebagai lokomotif pariwisata nasional harus terus berbenah. Bali Tourism Development Corporation (BTDC) sebagai salah satu aset pariwisata nasional mengemban peran strategis, baik dalam konteks nasional maupun dalam konteks lokal Bali. Di mana BTDC berkomitmen dan konsisten membangun perekonomian Bali secara umum.
Melalui perannya itu, BTDC selalu berupaya agar Bali jangan tertinggal terlalu jauh dibanding destinasi lainnya di kawasan Asia, khususnya dengan negara tetangga yang nota bene merupakan kompetitor. Untuk itu, BTDC memberi perhatian ekstra pada aspek infrastruktur, transportasi dan pelayanan. Terkait hal itu BTDC selalu berusaha melengkapi fasilitas yang ada di Nusa Dua.
Setidaknya tercermin dari penyiapan beberapa fasilitas baru, antara lain (1) New Convention Centre dengan kapasitas 5.000 orang yang akan menampung lebih banyak kegiatan MICE di Bali, (2) membangun fasilitas panggung tertutup yang lebih layak dikunjungi untuk masyarakat berkelas dunia, (3) membangun Resort Centre Nusa Dua agar Nusa Dua dapat dilihat oleh wisatawan yang datang ke Nusa Dua atau Bali.
Tak ketinggalan yang ke-4, membangun Cosmetic Surgery Hospital yang setara dengan yang dimiliki oleh Bangkok, Thailand untuk mendatangkan wisatawan Medical Tourism. Keberadaannya pasti akan mendatangkan banyak manfaat yang lebih besar bagi Bali. Made Mandra mengungkapkan, upaya pengembangan fasilitas-fasilitas di atas selalu didahului dengan kajian analisa dampak lingkungan.
”Juga disosialisasi kepada tokoh tokoh masyarakat yang terkait dengan pembangunan termasuk kepala lingkungan dan lainnya.” ujar Mandra.
Dia mengakui, dalam setiap perubahan ke arah yang lebih baik tentu ada masalah yang dihadapi. Misalnya terkait dengan beberapa orang pedagang kaki lima di pantai, BTDC menempuh jalan persuasif. BTDC telah menjalin kesepakatan dengan mereka untuk tujuan pembangunan yang lebih besar.
Banyu Pinaruh
Sementara terkait pemanfaatan pantai dan akses menuju pantai BTDC sejak awal tidak pernah membatasi masyarakat. Bahkan telah menyerahkan kunci kepada masyarakat nelayan, bendesa adat untuk dipakai kapan saja mereka mau ke pantai.
Dalam rapat tanggal 17 Januari 2011 di Wantilan BTDC Nusa Dua, Made Mandra bahkan mengeluarkan gagasan untuk menjadikan Banyu Pinaruh dalam 6 bulan sekali melakukan acara lebih khusuk ”gangga Pratista” (Banyu Pinaruh di Bali). Dalam acara tersebut semua masyarakat dibebaskan memasuki wilayah hotel, semua masyarakat yang mandi di laut akan di bebaskan memasuki hotel dan acara dilakukan secara khidmad, untuk memperdalam penghayatan masyarakat terhadap Banyu Pinaruh, penyucian diri.
”Kita yakin acara tersebut yang dilakukan secara bebas akan mendapat apresiasi dari wisatawan yang menemukan masyarakat Bali yang religius, santun dan semakin menghayati keagamaan,” ujar Made Mandra saat itu.
Disamping, hal hal yang bersifat pelestarian alam dan budaya, BTDC juga senantiasa memberikan bantuan kepada masyarakat dan anak-anak yang kurang mampu. Demikian pula kepada masyarakat pedagang pantai untuk berjualan yang tertib. Kesempatan juga diberikan kepada Kowinu, Koperasi Dwinusa yaitu Taxi yang dimiliki masyarakat Nusa Dua.
Sayangnya meskipun diberikan keleluasaan, ada saja yang tidak mentaati peraturan. Misalnya oknum oknum supir taxi yang berlaku tidak tertib seperti parkir tidak pada tempatnya. Demikian juga masyarakat banyak yang kebut-kebutan di jalan kawasan Nusa Dua, main layang layang di lapangan golf dan perilaku tak terpuji lainnya.
Oleh karena itu BTDC mengajak semua pihak termasuk anggota DPRD yang berasal dari Nusa Dua untuk lebih berinisiatif mengembangkan kawasan Bukit agar lebih teratur, tertib, bermanfaat untuk masyarakat. Khususnya berkaitan dengan job creation dan lapangan pekerjaan, lapanagan berusaha, dan lainnya. Sebab, tidak mungkin semuanya dapat di tampung di kawasan Nusa Dua yang sangat terbatas.
Inisiatif lain juga muncul dalam masyarakat yaitu menggunakan karcis masuk yang datang ke kawasan Nusa Dua namun dengan manfaat yang diberikan kepada masyarakat. Namun akan dikaji dahulu dampak positip dan negatifnya.
Di sisi lain, BTDC sangat menghormati kepastian hukum yang telah dibuat oleh pemuda dan bersama dengan DPRD. Hal tersebut dihormati oleh anggota DPRD yang telah mengesahkan peraturan tersebut supaya tidak ada tuntutan terhadap investor .yang dialami akibat perlindungan yang berdasarkan hukum yang dihembuskan kepada masyarakat.
Kontribusi BTDC kepada masyarakat tanpa merusak sendi-sendi budaya dalam masyarakat. Banyak sekali yang telah dilakukan BTDC demi kemajuan Bali. Seperti baru-baru ini, melalui program Corporete Social Responsibility (CSR) BTDC menyerahkan bantuan 2 unit traktor kepada kelompok Tani Ternak “tunas Karya” dan Kelian Subak “sawah” di Bale Subak Busung Biu, Buleleng. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Umum dan Keuangan BTDC, Drs. Solichin, di mana BTDC juga dipercaya sebagai Koordinator PKBL BUMN seluruh Bali. (*)
| |||||||||||
Beliau juga menghimbau agar mengurangi penebangan hutan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. “Jangan melihat dari sumbangan yang diberikan tapi lihatlah dari maknanya dan mudah-mudahan traktor ini dapat meningkatkan produktivitas petani” terang Solichin di sela-sela sambutannya. Program tersebut merupakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dibawah naungan BTDC. Sejauh ini BTDC memiliki 1058 mitra binaan meliputi usaha di bidang kerajinan, pertanian, perternakan, maupun jasa Koperasi. |
Happy New year 2011
No comments:
Post a Comment