Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik oleh wisatawan domestik ataupun manca negara. Bali dengan program Sapta Pesona nya memiliki banyak macam variasi kesenian dan keunikan budaya,
"The Seven Charms or locally known as
Sapta Pesona is the designation for the 7 development and management elements
of tourist attraction in Indonesia.
A Tourism Village needs to integrate these
elements in to its development as well . Sapta Pesona or the Seven Charms encompass 1. Safe/secure , 2. Orderly, 3. Clean,
4.Cool, 5.Beautiful, 6.Friendly/ Hospitable, and 7.Memorable."
Bali Community Based Tourism Association - Bali CoBTA
#SaptaPesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dlm rangka menarik minat wisatawan berkunjung di Negara kita pic.twitter.com/SviTA97Ako
— BaliPromotionCenter (@translatorbali) September 19, 2014
TABANAN, BALI POST.com- Tabanan memiliki 8 desa wisata. Sayangnya, baru satu, Desa Pinge, Marga yang sesuai standar, sisanya belum maksimal. “ Jadi, baru Desa Pinge, yang pengelolaan wisatanya dilakukan secara profesional,” kata Kepala Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Tabanan, Wayan Adnyana, Jumat (12/9). Tujuh desa wisata
lainnya masing-masing Desa Wisata Antapan, Sudimara, Kerobokan, Mekar
Sari, Jatiluwih, Tegal lingga dan Desa Wisata Belimbing. Ketujuh desa
ini masih memerlukan pengelolaan yang lebih baik, terutama SDM-nya.
“Dalam mengelola desa wisata diperlukan masyarakat yang sudah biasa
terjun ke pariwisata,” jelasnya. Tabanan, kata dia, masih kurang SDM
yang ahli kepariwisataan. Karena itu, pihaknya menggelar seminar dan
workshop bagi pengembangan desa wisata. Tahun 2015, Pemkab Tabanan akan
mengembangkan program Gerbang Wisata yang akan menyasar pembangunan dan
pengembangan desa wisata. Targetnya, ada 40 desa wisata di Tabanan. (wira sanjiwani/balipost)
Tabanan, Bali so far has got 8 tourism villages and the Tabanan Regency government is having a target of 40 tourism villages
Tabanan, Bali so far has got 8 tourism villages and the Tabanan Regency government is having a target of 40 tourism villages
Desa wisata di Kabupaten Tabanan , tourism villages in Tabanan Bali
Desa Wisata Pinge berada diketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, 17 km di bagian utara kota Tabanan.
Kata “Pinge” menurut cerita penduduk setempat berarti ” Putih“. Dahulu di pura Natar Jemeng terdapat sebuah pohon cempaka putih yang sangat besar. Itu yang menjadikan banjar yang berada di lokasi Pura Natar Jemeng tersebut diberi nama “Banjar Pinge”.
Pinge Tourism Village official launching event on January 30th, 2012 (Bahasa Indonesia version)!
http://www.tabanankab.go.id/berita/umum/1098-bupati-eka-resmikan-desa-wisata-pinge
Tabanan, DenPost
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, meresmikan Desa Wisata Pinge di Banjar Dinas Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga, Rabu (30/1) kemarin. Pinge sebagai desa wisata yang berbasis kemasyarakatan diharapkan mampu menjaga alam lingkungan dan kearifan lokal budaya Bali.
Desa Wisata Pinge yang dikelola badan pengelola, menawarkan atraksi wisata berupa jalur tracking yang melintasi Subak Pacung dan Blaluan, home stay, tari bumbung gebyog dan tari leko.
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Badan Pengembangan Pariwisata Indonesia (BPPI), Djinaldi Gosana, yang juga perwakilan Bali Cobta (community Based Tourism Association). Menurut beliau, keberadaan Desa Wisata Pinge diharapkan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa merusak lingkungan. ’’Jadikan desa wisata ini sebagai sarana dalam menjaga alam lingkungan Bali agar tetap hijau,’’ katanya.
Desa Wisata Pinge merupakan desa tua yang menjadi salah satu objek wisata yang ada di Bali. Desa ini memiliki keunikan tersendiri yaitu bentuk rumah penduduk yang berarsitektur tradisional sejajar dan tertata rapi.
Desa Wisata Pinge ini memiliki panorama alam yang sangat indah dengan hamparan persawahan yang hijau membentang. Wisatawan yang datang kesini bisa melihat secara langsung para petani membajak sawah, menyiapkan bibit, menanam padi, menuai dan memasukan padi kelumbung.
Selain potensi alam dan bentuk bangunan tradisional Bali, wisatawan juga bisa melihat peninggalan purbakala yang terdapat di dalam Pura Natar Jemeng, di tengah persawahan terdapat pura yang disebut Pura Beji. Area luar pura ini sangat cocok digunakan sebagai tempat meditasi.
Awal mula dicanangkan desa ini sebagai Desa Wisata dikarenakan desa ini memiliki potensi alam yang masih asri dengan melihat kondisi wisatawan saat ini yang sudah jenuh terhadap bentuk wisata konvensional dan mulai beralih ke objek wisata yang bersifat tradisional dan alami.
Masyarakat sekitar Desa Wisata Pinge ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, dengan dijadikan desa ini sebagai Desa Wisata berdampak positif terhadap perekonomian.
Jarak tempuh ke Desa Wisata Pinge ini dari kota Denpasar kira-kira 34 km dan lebih kurang 85 menit perjalanan dari Bandara Udara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor.
Fasilitas pendukung kepariwisataan di Desa Wisata Pinge ini antara lain; tempat peristirahatan berupa saung-saung, informasi senter dan pemandu wisata, sedangkan wisatawan yang ingin merasakan suasana alam pedesaan dapat menginap di rumah tradisional yang disewakan.
Desa Wisata Pinge berada diketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, 17 km di bagian utara kota Tabanan.
Kata “Pinge” menurut cerita penduduk setempat berarti ” Putih“. Dahulu di pura Natar Jemeng terdapat sebuah pohon cempaka putih yang sangat besar. Itu yang menjadikan banjar yang berada di lokasi Pura Natar Jemeng tersebut diberi nama “Banjar Pinge”.
Pinge Tourism Village official launching event on January 30th, 2012 (Bahasa Indonesia version)!
http://www.tabanankab.go.id/berita/umum/1098-bupati-eka-resmikan-desa-wisata-pinge
Tabanan, DenPost
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, meresmikan Desa Wisata Pinge di Banjar Dinas Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga, Rabu (30/1) kemarin. Pinge sebagai desa wisata yang berbasis kemasyarakatan diharapkan mampu menjaga alam lingkungan dan kearifan lokal budaya Bali.
Desa Wisata Pinge yang dikelola badan pengelola, menawarkan atraksi wisata berupa jalur tracking yang melintasi Subak Pacung dan Blaluan, home stay, tari bumbung gebyog dan tari leko.
The chairman of Bali Community Based
Tourism Association (Bali CoBTA) who has also served as Director of Business Development Services in the Executive Committee on the Indonesia Tourism Promotion Board-Mr. Djinaldi Gosana said that Pinge
Tourism Village is expected to bring fort benefits for local community
without destroying the environment.
The Head of Tourism Authority of Bali
Province in his remarks which were read by Head of Assessment and
Development-Mr. Ketut Astra stated that Bali’s economic growth is based
on 3 sectors, which are agriculture, tourism, and micro and medium
enterprises and tourism is the main sector.
This inauguration is officially
signified by the signing of inscription by Tabanan Regent, accompanied
by the Head of Department of Culture and Tourism of Tabanan – Mr. Wayan
Adnanya and the Chairman of Bali CoBTA – Mr. Djinaldi Gosana., former Executive Director at the Bali Hotels Association
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Badan Pengembangan Pariwisata Indonesia (BPPI), Djinaldi Gosana, yang juga perwakilan Bali Cobta (community Based Tourism Association). Menurut beliau, keberadaan Desa Wisata Pinge diharapkan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa merusak lingkungan. ’’Jadikan desa wisata ini sebagai sarana dalam menjaga alam lingkungan Bali agar tetap hijau,’’ katanya.
Desa Wisata Pinge merupakan desa tua yang menjadi salah satu objek wisata yang ada di Bali. Desa ini memiliki keunikan tersendiri yaitu bentuk rumah penduduk yang berarsitektur tradisional sejajar dan tertata rapi.
Desa Wisata Pinge ini memiliki panorama alam yang sangat indah dengan hamparan persawahan yang hijau membentang. Wisatawan yang datang kesini bisa melihat secara langsung para petani membajak sawah, menyiapkan bibit, menanam padi, menuai dan memasukan padi kelumbung.
Selain potensi alam dan bentuk bangunan tradisional Bali, wisatawan juga bisa melihat peninggalan purbakala yang terdapat di dalam Pura Natar Jemeng, di tengah persawahan terdapat pura yang disebut Pura Beji. Area luar pura ini sangat cocok digunakan sebagai tempat meditasi.
Awal mula dicanangkan desa ini sebagai Desa Wisata dikarenakan desa ini memiliki potensi alam yang masih asri dengan melihat kondisi wisatawan saat ini yang sudah jenuh terhadap bentuk wisata konvensional dan mulai beralih ke objek wisata yang bersifat tradisional dan alami.
Masyarakat sekitar Desa Wisata Pinge ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, dengan dijadikan desa ini sebagai Desa Wisata berdampak positif terhadap perekonomian.
Jarak tempuh ke Desa Wisata Pinge ini dari kota Denpasar kira-kira 34 km dan lebih kurang 85 menit perjalanan dari Bandara Udara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor.
Fasilitas pendukung kepariwisataan di Desa Wisata Pinge ini antara lain; tempat peristirahatan berupa saung-saung, informasi senter dan pemandu wisata, sedangkan wisatawan yang ingin merasakan suasana alam pedesaan dapat menginap di rumah tradisional yang disewakan.
Bila anda datang ke Bali dan ingin menikmati keindahan alam pedesaan
yang masih asri berkunjunglah ke Desa Wisata Pinge ini.
No comments:
Post a Comment