Berbagi Senyum Ramadan
Berbagi Senyum Ramadan bersama anak yatim & kaum Dhuafa Donasi Cinta Dhuafa @IndosatCare & @RumahZakat https://t.co/unwOD0Js3T— BaliPromotionCenter (@translatorbali) June 16, 2016
#KemudahanDonasi @BankMuamalat memudahkan sobat dalam berdonasi, nomor rekening 10100 822 08 ditujukan pd RZ pic.twitter.com/7lWBZVeuQn— RZ (@rumahzakat) June 16, 2016
Yuk kita berbagi dgn anak yatim & kaum Dhuafa Donasi Cinta Dhuafa @IndosatCare Ooredoo & @rumahzakat Rumah Zakat.Ketik CDF kirim ke 5000
Perintah Menyantuni Kaum
Dhuafa’
Pengertian kaum duafa
Kaum dhuafa adalah kelompok manusia
yang dianggap lemah(iman,ekonomi dan fisik) atau mereka yang tertindas. Adalah
mereka yang tak bisa hijrah karena terhalang baik sosial maupun ekonomi fakir
dan miskin tertekan keadaan bukan karena malas, mereka yang kurang tenaga
(bukan karena malas), mereka yang kurang kemampuan akalnya ( bukan karena malas
) dan atau mereka yang terbelakang pendidikannya. Itu adalah sebagian dari
pengertian kaum dhuafa'.
Sifat
terpuji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim . Sifat
terpuji misalnya memberikan harta kita kepada yang berhak . Materi berikut akan
menjelaskan kepada siapakah harta yang kita miliki harus diberikan . Selain
itu, materi berikut juga akan mempelajari tentang larangan menghambur-hamburkan
harta secara boros dan pokok-pokok kebaikan seperti yang tercantum dalam Surah
Al- Baqarah 177
A. SURAT AL BAQARAH AYAT 177
لَيْسَ
الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ
الْبِرَّ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلاَخِرِ وَالْمَلائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآَتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى
وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي
الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَوةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ
إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ
الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177
1.
Terjemah
surah Al Baqarah 177
[Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (kebajikannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.]
v Potongan ayat pertama
Rasulullah SAW beserta kaum muslimin mula-mula dalam shalatnya menghadap
ke arah Masjidil Aqsha di Kota Baitul Maqdis selama 16 bulan. Kemudian pada
tahun 2 H I 224 M turunlah perintah Allah supaya dalarn shalat tidak lagi
menghadap ke arah Masjidil Aqsha melainkan ke arah Ka'bah. Pemindahan kiblat
ini dipersoalkan oleh kaum ahli kitab, maka terjadilah perdebatan yang panjang
sampai memuncak antara kaum ahli kitab dan kuam muslimin.
Kaum ahli kitab memandang bahwa shalat dengan menghadap kepada
selain kiblat mereka (Baitul Maqdis) tidak akan diterima oleh Allah,
Sementara kaum muslimin memandang bahwa shalat itu tidak
akan diterima oleh Allah kecuali dengan menghadap Ka'bah, yaitu kiblat Nabi
Ibrahim leluhur para Nabi. Ditengah-tengah perdebatan itulah lalu ayat dimuka
turun dalam rangka menjelaskan bahwa menghadapkan wajah ke arah kiblattertentu
bukanlah suatu kebajikan yang dimaksud dalam agama, karena kiblat ifu
semata-mata untuk memelihara kesadaran bagi orang yang shalat bahwa ia sedang
bermunajat kepada Tuhannya, berdoa semata-mata kepada-Nya dengan benar-benar
berpaling dari segala sesuafu selain Dia. Di samping ifu, kiblat merupakan :
·
Simbolkesatuan umat
dalam satu tujuan.
·
Sarana untuk
membiasakan orang-orang yang shalat agar selalu bersatu dalamsegala urusan yang
menyangkut kepentingan dan tujuan bersama.
·
Sarana untuk
menyatukan langkah di kalangan mereka.
v Potongan ayat kedua
Berdasarkan ayat di muka, yang dimaksud dengan 'AI Birru"
(kebajikan)adalah segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah, yang
terdiri dari iman, amal shaleh dan akhlaqul karimah. Selanjutnya ayat di muka
merinci kebajikan itu sebagai berikut :
·
. Beriman kepada Allah, dan inilah yang merupakan dasar dan sumber
segala kebajikan. Tentu saja Iman kepada Allah itu tidak akan terwujud jika tidak
disertai dengan kemantapan hatibeserta sikap tunduk dan patuh kepada Allah,
sehingga tidak satu pun nikmat yang dapat membuat timbulnya sikap kufur, dan
tidak satu pun ujian dan bencana yang membuat timbulnya sikapkeluh kesah.
·
Beriman kepada hari
akhir. Iman yang kedua ini menimbulkan kesadaran bahwa di sana akan ada
kehidupan lain yang di dalamnya tidak ada lagi tuntutan untukberamal, bekerja
dan berkarya, melainhan yang ada hanyalah perhifungan amal beserta
pembalasannya. Dengan iman yang kedua ini manusia diharapkan agar selalu
berhati-hati dalam beramal dan berbuat, dan tidak berlebihan dalam menaruh
harapan kepada segala kenikmatan duniawi yang bersifat sementara ini.
·
Beriman kepada para
malaikat. Iman yang ketiga ini merupakan dasar keimanan kepada wahyu,
terutusnya para Nabi, dan hari akhir. Mengingkari adanya para malaikat berarti
juga mengingkari ketiga hal tersebut, karena malaikat pembawa wahyu itulah yang
atas izin Allah menyampaikan pengetahuan kepada seorang Nabi tentang segala
urusan agama.
·
Beriman kepada
kitab-kitab samawi. Iman yang keempat ini mendorong timbulnya kepatuhan
terhadap segala perintah dan larangan yang terkandung di dalamnya. Karena orang
yang sudah yakin bahwa sesuaru itu baik dan bermanfaat pasti akan terdorong
untuk melakukannya, dan sebaliknya : orang yang sudah yakin bahwa sesuatu itu
jelek dan berbahaya pasti akan terdorong untuk menjauhi dan meninggalkannya.
·
Beriman kepada para
Nabi. Iman yang kelima ini mendorong timbulnya keinginan untuk mengiluti
pefunjuk-petunjulrrya, dan meneladani segala prilakunya, akhlaknya maupun sikap
santunnya.
·
Memberikan harta yang
dicintai kepada :
- Sanak kerabat yg
membutuhkan santunan; mereka' inilah yang paling berhak untuk disantuni. Karena
manusia itu atas dasar fitrahnya sendiri pasti ikut menderita jika melihat
kondisi kemiskinan di kalangan sanak kerabatnya, lebih-lebih jika salah satu di
antara mereka meninggal dunia atau menghilang.
Dengan demikian, maka orang yang hidup dalam
kondisi yang mapan, lalu suka rnemutuskan hubungan dengan sanak kerabatnya dan
enggan membanfu mereka, berarti ia melanggar agama dan fitrahnya sendiri.
Karena itu dalam sebuah Hadits disebutkan :
" Sedekahmu kepada orang-orang lslam (pahalanya) satui, tetapi
kepada sanak kerabatmu pahalanya dua" .
Sebab bersedekah kepadasanakkerabat ifu berarti melakukan dua
macam amal shaleh : bersedekah itu sendiri dan mempererat hubungan famili.
- Anak yatim; karena anakyang hidup dalam kondisi miskin
lantaran tidak punya ayah dan tidak punya penghasilan itu sangat membutuhkan
kepedulian dan santunan dari orang-orang yang mampu, agar ia tidak semakin
buruk kondisinya dan salah asuhan. Jika kondisinya seperti itu dibiarkan, maka
dikhawatirkan kelak menjadi orang yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan bagi
masyarakat luas.
- Orang miskin; yaitu orang yang lemah,dalam usaha untuk
mencukupi dirinya sendiri.
- Musafir yg memerlukan pertolongan; artinya musafir yang tidak
bertujuan untuk berbuat maksiat atau melakukan tindak kejahatan.
- Pengemis; yaitu orang yang terpaksa mengemis lantaran amat
sangat miskin, bukan lantaran malas bekerja dalam kondisi masih kuat bekerja.
- Upaya untuk memerdekakan budak; jika dikembangkan lagi maka
kebajikan yang satu ini meliputi pemberian santunan kepada para pekerja yang
diperas oleh majikannya, terutama pekerja wanita dan anak-anak.
·
Mendirikan shalat
dalam arti mengerjakannya dengan cara yang sebaik-baiknya, dan terutna
menghayati rahasia maknanya dengan diwujudkan dalarn bentukmenerapkan
nilai-nilai akhlqul karimah dan mencegah diri dari berbuat fahsya' (keji) dan
munkar.
·
Menunaikan zakat.
Kebajikan yang satu dalam Al Qur'an selalu dirangkai dengan shalat, karena
shalat itu merupakan lembaga pendidikan jiwa, sedangkan harta merupakan teman
pelipur jiwa. Oleh karena itu, mengorbankan harta untuk kepentingan agama dan
umat merupakan salah satu sendi pokok dari segala kebajikan, sehingga para
sahabat pada masa I{halifah Abu Bakar menyepakati ketentuan hukurm bahwa pam pembangkang
zakat wajib ditumpas.
·
Menepati janji; baik
janji kepada Allah maupun janji kepada sesame manusia dalam urusan yang
diridlaioleh Allah.
·
Bersabar dalam
kesempitan, penderltaan, dan dalam peperangan.
Ketiga kondisi ini dikhususkan bukan berarti selain dalam
kondisi tersebuttidak perlu kesabaran. Orang yang mampu bersabar dalam ketiga
kondisi itu tenfunya akan lebih bersabar lagi dalam kondisi yang lain.
a. Kesempitan artinva mengalami krisis ekonomi. Jika krisis ekonomi
itu sudah demikian parah, maka kebanyakan orang yang mengalaminya mudah menjadi
kafir.
b. Penderitaan artinya menderita sakit. Jika sakit itu sudah
demikian parah, maka biasanyai menyebabkan orang yang mengalaminya menjadi
lemah akhlaknya dan mudah putus asa.
c. Sementara dlrm kondisi peperangan kebanyakan bisa menimbulkan
sikap pengecut kemudian lari tunggang langgang meninggalkan medan pertempuran.
Orang lebih suka mencari musuh, tetapi ketika musuh sudah datang dan siap
menyerbu ternyata lari ketakutan.
Demikian ini menurut ajaran Islam tergolong dosa besaryang
sejajar dengan syirik.Kemudian pada_ akhir ayat di muka ditegaskan bahwa mereka
yang mampu menerapkan nilai-nilai kebajikan tersebut di atas dikualifikasikan
sebagai orang-orang yang benar imannya, dan dikualifikasikan pula sebagai
orang-orang yang bertaqwa.
2. Isi Kandungan
Yang dimaksud dengan kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini
adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Memberi harta yang
dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan
kepada anak yatim.
c. Memberikan harta
kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada
orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk
memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah
yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan
g. Menunaikan zakat
kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang tersebut dalam surah At
Taubah Ayat 60.
h. Menepati janji bagi
mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
Nilai
amal shaleh sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila
tidak didasari dengan iman (bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias
ditebus dengan amal saleh sebesar apapun sehingga perbuatan-perbuatan baik yang
telah dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan sia-sia. Al Quran dalam hal
ini menyatakan sebagai berikut.:
B. Orang-orang yang
musyrik akan dihapus amalannya.
C. Amal perbuatan
orang0orang kafir akan sia-sia.
D. A. Orang yang mati dalam kekafiran akan dihapus amalannya.
Orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat.
E. Orang kafir dan
musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka.
F.
Orang yang tidak beriman
kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.
B. Surah Al Isra Ayat 26-27
1.
Terjemah Surah Al Isra
ayat 26-27
(26) “Dan berikanlah
kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya ; kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menhamburkan (hartamu) secara boros.
(27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan
itu sangat ingkar kepada tuhannya. “ (QS Al Isra: 26-27).
2.
Isi Kandungan Surah Al Isra 26-27
Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain
berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada
orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat
karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong.
Allah memerintahkan manusia untuk berbakti dan
berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik
kepada tiga golongan lain,yaitu
· Kepada kaum kerabat
· Kepada orang miskin
· Kepada orang terlantar
Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat
orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti
dan sangat penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang
membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan.
3. Penerapan Sikap dan
Perilaku
Pencerminan terhadap
Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan
perilaku,antara lain sebagai berikut.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Q.S
at-Taubah ayat 60
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ
وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ
وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ
وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ
السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ
عَلِيمٌ حَكِيمٌ
1. Terjemah Surah at-Taubah ayat 60
Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
2. Kandungan surah at-Taubah ayat 60
- Ada 8 golongan orang yang menerima
zakat .
- 8 golongan orang
itu ialah sebagai berikut :
1. Orang fakir: orang
yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya.
2. Orang miskin: orang
yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat:
orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Muallaf: orang
kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya
masih lemah.
5. Memerdekakan budak:
mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Orang berhutang:
orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan ma'siat dan tidak
sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan
umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7. Pada jalan Allah
(sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan
lain-lain.
8. Orang yang sedang
dalam perjalanan yang bukan ma'siat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.Source : http://endyeskm.blogspot.co.id/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
No comments:
Post a Comment